Oleh Roy Adiputra
(Mahasiswa Farmasi Universitas Airlangga)
“Kakek, wayang
itu apa ya?” tanya seorang anak.
“Wayang itu
salah satu kesenian tradisional Indonesia .
Dulu waktu kecil, kakek pernah nonton, tetapi sekarang sudah tidak ada lagi.”
Dialog seperti inilah
yang akan terjadi di negeri kita 100 tahun ke depan.
Apabila kita
mengamati tren yang terjadi belakangan ini, dapat dilihat bahwa budaya Indonesia
semakin lama semakin habis, dan semakin tergerus oleh budaya asing. Padahal , Indonesia
adalah sebuah negara yang kaya akan budaya. Hal ini terlihat dari ribuan
kebudayaan yang dimiliki oleh Indonesia
yang terdiri dari rumah adat, tarian, lagu, musik, alat musik, gambar, patung,
pakaian, suara, sastra / tulisan, dan makanan.
Sebagian
besar masyarakat Indonesia
saat ini tidak mencintai budayanya sendiri karena menganggap budaya asing lebih
berkualitas, lebih keren, dan lebih high
class. Di sisi lain, budaya Indonesia
dipandang memiliki nilai seni dan nilai moral yang tinggi oleh bangsa lain,
sehingga kemudian satu-persatu budaya tradisional Indonesia diklaim oleh bangsa lain
sebagai kebudayaan mereka. Dalam kurun waktu 100 tahun ke depan, saya yakin, hampir
seluruh budaya Indonesia
telah diklaim oleh berbagai negara. Masyarakat Indonesia tidak protes akan hal ini
karena mereka tidak peduli dan tidak mencintai budaya mereka sendiri. Budaya Indonesia
habis dan masyarakatnya tidak memiliki kebudayaan yang mencerminkan kepribadian
bangsa yang berkualitas. Saya menyimpulkan hal ini berdasarkan tren yang
terjadi, karena saat ini saja sudah ada puluhan kebudayaan kita yang diakui
sebagai milik bangsa lain maupun oknum dari bangsa lain, dan jumlahnya semakin
hari semakin bertambah. Dalam 100 tahun ke depan pasti akan lebih banyak lagi
budaya kita yang ‘diambilalih’ oleh bangsa lain karena kita sebagai pemilik
kebudayaan cenderung pasif dalam menyikapi hal ini.
Inilah wajah Indonesia
di bidang budaya dalam waktu 100 tahun ke depan.
Inilah yang akan
terjadi apabila kita tidak mau berubah. Inilah yang akan terjadi apabila kita
tidak mengusahakan apa-apa. Akan tetapi, saat ini perubahan bukan saja akan
dimulai, tetapi telah dimulai.
Saat ini, begitu
banyak ajang-ajang, seperti pertukaran pelajar dan pemuda, dan pemilihan duta
wisata yang mengharuskan para pesertanya untuk menguasai setidaknya satu budaya
tradisional. Hal ini akan membuat para pesertanya belajar budaya tradisional.
Selain itu, dalam ajang pencarian bakat cukup banyak masyarakat yang
mempertunjukkan kesenian tradisional sebagai tiket untuk menjadi finalis ajang
tersebut.
Budaya
Indonesia
sebenarnya tidak berkurang. Boleh dikatakan masih ada, bahkan masih banyak di Indonesia .
Akan tetapi, budaya Indonesia
tertutupi oleh budaya asing yang dianggap lebih keren, lebih high class, dan lebih gaul oleh
masyarakat Indonesia
sendiri. Hal inilah yang membuat para pencinta seni tradisional merasa malu
menampilkan dirinya, karena takut dianggap tidak keren, low class, ataupun tidak gaul. Padahal, jumlah masyarakat Indonesia
yang masih mencintai seni tradisional dari negaranya sendiri cukup banyak
jumlahnya. Inilah yang saya umpamakan dengan matahari yang mengalami gerhana. Budaya
Indonesia
masih ada, masih kuat, dan masih bersinar, tetapi tertutupi oleh kebudayaan
asing. Pandangan seperti inilah yang perlu diluruskan. Budaya Indonesia sama bagusnya dengan
budaya bangsa lain, bahkan lebih baik, karena mengandung nilai seni yang tinggi
dan terdapat pesan-pesan moral di dalamnya. Tidak heran apabila terdapat
puluhan budaya Indonesia
yang telah diklaim oleh bangsa lain, karena kita sendiri kurang menghargai
budaya kita yang luar biasa ini.
Agar
masyarakat Indonesia ,
terutama generasi muda bangsa semakin tertarik dengan kebudayaan tradisional,
maka masyarakat harus lebih banyak terpapar oleh budaya tradisional. Tidak
mungkin masyarakat akan tertarik dengan kebudayaan tradisional apabila mereka
tidak pernah mengetahui tentang budaya tradisional. Ada beberapa cara untuk meningkatkan paparan
budaya tradisional yang saya usulkan. Yang pertama yaitu memasukkan budaya
tradisional sebagai mata pelajaran wajib dalam kurikulum sekolah sehingga mau
tidak mau, suka tidak suka, siswa akan mempelajari budaya tradisional, dan
pasti beberapa diantaranya akan tertarik untuk mendalaminya. Yang kedua adalah
membuat regulasi yang mewajibkan saluran-saluran televisi untuk menayangkan
acara-acara yang bermuatan kebudayaan tradisional pada jam-jam strategis. Apabila
saat ini ada acara Master Chef Indonesia yang membuat masyarakat Indonesia
semakin menggemari dunia kuliner, maka perlu juga diselenggarakan acara Master
Seni Tradisional Indonesia yang akan membuat masyarakat Indonesia semakin
menggemari dunia seni tradisional Indonesia. Hal ini penting untuk dilakukan
mengingat televisi merupakan hiburan yang paling sering ditonton oleh
masyarakat dan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap cara pandang dan
pemikiran masyarakat luas.
Dengan
kedua hal ini, masyarakat diharapkan akan memperoleh paparan yang tinggi
mengenai kebudayaan tradisional sehingga mereka semakin mencintai, dan mau
belajar kebudayaan negeri kita ini.
Untuk apa
masyarakat menguasai budaya tradisional?
Di
dalam budaya tradisional terdapat nilai-nilai moral, dan terdapat filosofi-filosofi
hidup, salah satu contohnya yang terdapat dalam pertunjukkan wayang. Semakin
banyak masyarakat yang mempelajari budaya tradisional, semakin banyak yang
mengenal filosofi di dalamnya. Semakin banyak yang mengenal filosofi dalam
kebudayaan Indonesia ,
semakin banyak yang mengamalkannya. Dan apabila sebagian besar masyarakat Indonesia mengamalkan filosofi yang terdapat dalam
budaya tradisional, maka bangsa Indonesia
akan menjadi bangsa yang berkarakter kuat. Sebuah bangsa yang tangguh yang
tidak mudah terpengaruh dan sebuah bangsa yang disegani oleh bangsa lain, sehingga
100 tahun mendatang, dialog seperti inilah yang akan terjadi.
“Kakek, wayang
itu apa ya?” tanya seorang anak.
“Wayang itu
merupakan kesenian tradisional Indonesia
yang mengajarkan begitu banyak nilai moral dan filosofi kehidupan. Indonesia
sekarang bisa menjadi negara yang maju karena karakter bangsa kita yang sesuai
dengan karakter dalam wayang. Karakter yang penuh kejujuran, toleransi, dan
kepedulian kepada orang lain. Dari dulu sampai sekarang, wayang tetap ada,
selalu menjadi favorit, dan tidak pernah berhenti menghiasi Indonesia dengan filosofi kehidupannya.”
Maju terus
Indonesiaku!
0 komentar:
Posting Komentar