Selasa, 14 Februari 2012

BUDAYA INDONESIA, MATAHARI YANG MENGALAMI GERHANA

Oleh Roy Adiputra
(Mahasiswa Farmasi Universitas Airlangga)





“Kakek, wayang itu apa ya?” tanya seorang anak.
“Wayang itu salah satu kesenian tradisional Indonesia. Dulu waktu kecil, kakek pernah nonton, tetapi sekarang sudah tidak ada lagi.”
Dialog seperti inilah yang akan terjadi di negeri kita 100 tahun ke depan.
Apabila kita mengamati tren yang terjadi belakangan ini, dapat dilihat bahwa budaya Indonesia semakin lama semakin habis, dan semakin tergerus oleh budaya asing. Padahal, Indonesia adalah sebuah negara yang kaya akan budaya. Hal ini terlihat dari ribuan kebudayaan yang dimiliki oleh Indonesia yang terdiri dari rumah adat, tarian, lagu, musik, alat musik, gambar, patung, pakaian, suara, sastra / tulisan, dan makanan.
Sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini tidak mencintai budayanya sendiri karena menganggap budaya asing lebih berkualitas, lebih keren, dan lebih high class. Di sisi lain, budaya Indonesia dipandang memiliki nilai seni dan nilai moral yang tinggi oleh bangsa lain, sehingga kemudian satu-persatu budaya tradisional Indonesia diklaim oleh bangsa lain sebagai kebudayaan mereka. Dalam kurun waktu 100 tahun ke depan, saya yakin, hampir seluruh budaya Indonesia telah diklaim oleh berbagai negara. Masyarakat Indonesia tidak protes akan hal ini karena mereka tidak peduli dan tidak mencintai budaya mereka sendiri. Budaya Indonesia habis dan masyarakatnya tidak memiliki kebudayaan yang mencerminkan kepribadian bangsa yang berkualitas. Saya menyimpulkan hal ini berdasarkan tren yang terjadi, karena saat ini saja sudah ada puluhan kebudayaan kita yang diakui sebagai milik bangsa lain maupun oknum dari bangsa lain, dan jumlahnya semakin hari semakin bertambah. Dalam 100 tahun ke depan pasti akan lebih banyak lagi budaya kita yang ‘diambilalih’ oleh bangsa lain karena kita sebagai pemilik kebudayaan cenderung pasif dalam menyikapi hal ini.
Inilah wajah Indonesia di bidang budaya dalam waktu 100 tahun ke depan.
Inilah yang akan terjadi apabila kita tidak mau berubah. Inilah yang akan terjadi apabila kita tidak mengusahakan apa-apa. Akan tetapi, saat ini perubahan bukan saja akan dimulai, tetapi telah dimulai.
Saat ini, begitu banyak ajang-ajang, seperti pertukaran pelajar dan pemuda, dan pemilihan duta wisata yang mengharuskan para pesertanya untuk menguasai setidaknya satu budaya tradisional. Hal ini akan membuat para pesertanya belajar budaya tradisional. Selain itu, dalam ajang pencarian bakat cukup banyak masyarakat yang mempertunjukkan kesenian tradisional sebagai tiket untuk menjadi finalis ajang tersebut.
Budaya Indonesia sebenarnya tidak berkurang. Boleh dikatakan masih ada, bahkan masih banyak di Indonesia. Akan tetapi, budaya Indonesia tertutupi oleh budaya asing yang dianggap lebih keren, lebih high class, dan lebih gaul oleh masyarakat Indonesia sendiri. Hal inilah yang membuat para pencinta seni tradisional merasa malu menampilkan dirinya, karena takut dianggap tidak keren, low class, ataupun tidak gaul. Padahal, jumlah masyarakat Indonesia yang masih mencintai seni tradisional dari negaranya sendiri cukup banyak jumlahnya. Inilah yang saya umpamakan dengan matahari yang mengalami gerhana. Budaya Indonesia masih ada, masih kuat, dan masih bersinar, tetapi tertutupi oleh kebudayaan asing. Pandangan seperti inilah yang perlu diluruskan. Budaya Indonesia sama bagusnya dengan budaya bangsa lain, bahkan lebih baik, karena mengandung nilai seni yang tinggi dan terdapat pesan-pesan moral di dalamnya. Tidak heran apabila terdapat puluhan budaya Indonesia yang telah diklaim oleh bangsa lain, karena kita sendiri kurang menghargai budaya kita yang luar biasa ini.
Agar masyarakat Indonesia, terutama generasi muda bangsa semakin tertarik dengan kebudayaan tradisional, maka masyarakat harus lebih banyak terpapar oleh budaya tradisional. Tidak mungkin masyarakat akan tertarik dengan kebudayaan tradisional apabila mereka tidak pernah mengetahui tentang budaya tradisional. Ada beberapa cara untuk meningkatkan paparan budaya tradisional yang saya usulkan. Yang pertama yaitu memasukkan budaya tradisional sebagai mata pelajaran wajib dalam kurikulum sekolah sehingga mau tidak mau, suka tidak suka, siswa akan mempelajari budaya tradisional, dan pasti beberapa diantaranya akan tertarik untuk mendalaminya. Yang kedua adalah membuat regulasi yang mewajibkan saluran-saluran televisi untuk menayangkan acara-acara yang bermuatan kebudayaan tradisional pada jam-jam strategis. Apabila saat ini ada acara Master Chef Indonesia yang membuat masyarakat Indonesia semakin menggemari dunia kuliner, maka perlu juga diselenggarakan acara Master Seni Tradisional Indonesia yang akan membuat masyarakat Indonesia semakin menggemari dunia seni tradisional Indonesia. Hal ini penting untuk dilakukan mengingat televisi merupakan hiburan yang paling sering ditonton oleh masyarakat dan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap cara pandang dan pemikiran masyarakat luas.
Dengan kedua hal ini, masyarakat diharapkan akan memperoleh paparan yang tinggi mengenai kebudayaan tradisional sehingga mereka semakin mencintai, dan mau belajar kebudayaan negeri kita ini.
Untuk apa masyarakat menguasai budaya tradisional?
Di dalam budaya tradisional terdapat nilai-nilai moral, dan terdapat filosofi-filosofi hidup, salah satu contohnya yang terdapat dalam pertunjukkan wayang. Semakin banyak masyarakat yang mempelajari budaya tradisional, semakin banyak yang mengenal filosofi di dalamnya. Semakin banyak yang mengenal filosofi dalam kebudayaan Indonesia, semakin banyak yang mengamalkannya. Dan apabila sebagian besar masyarakat Indonesia mengamalkan filosofi yang terdapat dalam budaya tradisional, maka bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang berkarakter kuat. Sebuah bangsa yang tangguh yang tidak mudah terpengaruh dan sebuah bangsa yang disegani oleh bangsa lain, sehingga 100 tahun mendatang, dialog seperti inilah yang akan terjadi.
“Kakek, wayang itu apa ya?” tanya seorang anak.
“Wayang itu merupakan kesenian tradisional Indonesia yang mengajarkan begitu banyak nilai moral dan filosofi kehidupan. Indonesia sekarang bisa menjadi negara yang maju karena karakter bangsa kita yang sesuai dengan karakter dalam wayang. Karakter yang penuh kejujuran, toleransi, dan kepedulian kepada orang lain. Dari dulu sampai sekarang, wayang tetap ada, selalu menjadi favorit, dan tidak pernah berhenti menghiasi Indonesia dengan filosofi kehidupannya.”
Maju terus Indonesiaku!

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution