Jumat, 10 Februari 2012

No Fast Food, Yes Organic Food



Oleh Wilda Akhadiana 
(Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Jurusan Teknologi Hasil Pertanian 
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya)


PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
Kemajuan ilmu dan  teknologi berkembang dengan pesat diberbagai bidang, termasuk dalam bidang  pangan, kemajuan teknologi ini membawa dampak positif maupun negatif. Dampak positif teknologi tersebut mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas pangan, juga meningkatkan diversivikasi, hygiene, sanitasi, praktis dan lebih ekonomis.  Dampak negatif kemajuan teknologi tersebut ternyata cukup besar bagi kesehatan konsumen dengan adanya penggunaan zat aditif yang berbahaya.
Pola kehidupan masa kini dan 100 tahun mendatang dicirikan dengan tingginya biaya hidup, emansipasi atau karena alasan lain yang menyebabkan wanita bekerja diluar rumah. Data statistik tahun 2002 menunjukkan bahwa wanita yang bekerja pada angkatan kerja berjumlah 33,06 juta atau 44,23% dari jumlah total usia wanita antara 15-60 tahun (BPS, 2002).  Wanita sebagai ibu rumah tangga dan sebagian lain berprofesi bekerja di luar rumah, karena keterbatasan waktu dan kesibukan, serta sulitnya mencari pramuwisma menyebabkan makanan siap saji menjadi  menu utama sehari-hari di rumah.
Ritme kehidupan yang menuntut segala sesuatu serba cepat, waktu terbatas, anak harus pergi sekolah sementara ibu dan bapak harus segera berangkat kerja, sebagai jalan pintas untuk sarapan disediakanlah makanan siap saji yang memakan waktu penyiapan 3 sampai 5 menit.  Siang hari pulang sekolah ibu dan bapak masih bekerja dikantor, anak-anak kembali menikmati makanan siap saji ini.  Selain mudah disajikan makanan  ini umumnya mempunyai cita rasa yang gurih dan umumnya disukai, terutama oleh anak-anak usia sekolah.
Masalah lain yang jadi fenomena dimasyarakat adalah tersedianya berbagai jajanan yang dikemas dapat dipastikan “kaya”  zat aditif. Tercatat 13 jenis snack mengandung bahan aditif dalam kandungan yang cukup tinggi (Republika, 2003). Pertanyaan yang muncul adalah sejauh manakah bahan-bahan aditif tersebut terkonsumsi dan terakumulasi dalam tubuh, bagaimana dampaknya bagi kesehatan? Dan bagaimana tindakan konsumen terutama ibu-ibu rumah tangga dalam memilih, mengolah makanan yang aman, higienis, cukup gizi dan menyehatkan anggota keluarganya.

1.2  Tujuan dan Manfaat Penulisan
Tulisan ini dibuat dengan tujuan dan manfaat sebagai berikut:
1.      Menguraikan penyebab fenomena konsumsi makanan siap saji pada pola kehidupan masyarakat masa kini dan 100 tahun mendatang
2.      Menguraikan permasalahan atau dampak yang akan dihadapi oleh konsumen
3.      Menjelaskan peran pemerintah dalam memberdayakan komoditas berbasis kearifan lokal sebagai solusi makanan yang aman dan sehat kepada masyarakat
4.      Memberikan langkah alternatif atau kebijakan yang menciptakan keuntungan bagi petani dan masyarakat dalam rangka mencapai ketahanan pangan nasional dengan produk pangan organik, potensi yang belum tergarap secara optimal

PEMBAHASAN DAN HASIL GAGASAN
2.1 Pembahasan dan Gagasan
Makanan  siap saji yang dimaksud adalah jenis  makanan yang dikemas, mudah disajikan, praktis, atau diolah dengan cara sederhana. Makanan tersebut umumnya diproduksi oleh industri pengolahan pangan dengan teknologi tinggi dan memberikan berbagai zat aditif untuk mengawetkan dan memberikan cita rasa bagi produk  tersebut.  Makanan siap  saji biasanya berupa  lauk pauk dalam kemasan, mie instan, nugget, atau juga corn flakes sebagai makanan untuk sarapan.
Makan siap saji yang beredar saat ini tercatat 500 – 600 jenis (Media Indonesia, 2003). Jenis tersebut terdiri dari minuman dan makanan yang diproduksi dalam skala kecil dan besar.  Ketersediaan makanan siap saji ini akan memberikan kemudahan pemilihan jenis makanan, keragaman makanan, kualitas makanan dan praktis.
World Health Organization (WHO) dan Food and Agricultural  Organization (FAO) menyatakan bahwa ancaman potensial dari residu bahan makanan terhadap kesehatan manusia dibagi dalam 3 katagori yaitu : 1) aspek toksikologis, katagori residu bahan makanan yang dapat bersifat racun terhadap organ-organ tubuh, 2) aspek mikrobiologis, mikroba dalam bahan makanan yang dapat mengganggu keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan, 3) aspek imunopatologis, keberadaan residu yang dapat menurunkan kekebalan tubuh.
Dampak negatif zat aditif terhadap kesehatan dapat secara langsung maupun tidak langsung, dalam jangka pendek maupun  jangka panjang.
Beberapa dekade terakhir, tinggi badan manusia cenderung mengalami peningkatan. Namun karena polusi juga meningkat, tren ini diperkirakan akan berbalik dalam 100 tahun ke depan sehingga di masa mendatang manusia justru semakin menyusut. Salah satu polutan yang dikawahtirkan akan menghambat pertumbuhan tinggi badan manusia adalah pestisida yang belakangan makin banyak digunakan. Sebuah penelitian di Valencia, Spanyol kembali memastikan bahwa pestisida bisa mempengaruhi ukuran bayi baru lahir. Penelitian yang dilakukan pada 300 bayi yang lahir antara tahun 2003-2006 menunjukkan, bayi yang memiliki banyak residu pestisida di tali pusarnya cenderung lahir dengan ukuran lebih kecil. Diyakini ketika tumbuh besar, pertumbuhannya juga akan terhambat
Disamping bahaya dari zat aditif makanan siap saji diatas, bahaya lain yang dihadapi oleh konsumen/pengguna makanan siap saji adalah efek samping bahan pengemas.   Unsur-unsur bahan pengemas yang berbahaya bagi kesehatan konsumen karena  terdapatnya zat plastik  berbahaya seperti PVC  yang dapat menghambat produksi hormon testosteron (Atterwill dan Flack, 1992)  kemasan kaleng disinyalir mengandung timbal (Pb) dan VCM (Vinyl Chlorid Monomer) yang bersifat karsinogenik yaitu memacu sel kanker (Media Indonesia, 2003), dan styrofoam bersifat mutagenik (mengubah gen) dan karsinogenik  (Kompas, 2003).
Mengkonsumsi terlalu banyak makanan cepat saji (fast food) tidak hanya menyebabkan obesitas tetapi juga mengikis kemampuan otak. Hal ini dihasilkan pada penelitian yang dilakukan para peneliti Oxford University, mereka menemukan, selain  melebarkan ukuran lingkar pinggang, diet kaya lemak seperti kari, kebab, burger dan keripik bisa menurunkan kecerdasan.
Solusi alternatif untuk menghadapi fenomena makanan siap saji adalah memberdayakan komoditas berbasis kearifan lokal sebagai solusi makanan yang aman dan sehat untuk dikonsumsi masyarakat, selain dapat menciptakan keuntungan bagi petani dan masyarakat dalam rangka mencapai ketahanan pangan nasional dengan produk pangan organik dapat mengolah potensi sumber daya alam lokal yang belum tergarap secara optimal.
Trend keamanan pangan (food safety) menjadi isu sensitif dalam industri pangan. Faktor kesehatan menjadi salah satu alasan, mengapa konsumen mengonsumsi pangan. Keamanan pangan dan produk pangan yang segar serta alami menjadi tuntutan konsumen. Perbaikan mutu kehidupan dan gaya hidup sehat dengan tema global Kembali ke Alam (Back to Nature) untuk mengatasi fenomena makanan siap saji yang menjadi trend pola kehidupan masa kini dan 100 tahun mendatang.
Hal ini didasari bahwa, apa yang berasal dari alam adalah baik dan berguna, dan segalanya yang baik di alam itu selalu dalam keadaan keseimbangan. Dan, pangan organik telah menjadi pilihan utama untuk memenuhi gaya hidup sehat ini. Pangan organik adalah pangan yang dihasilkan dari suatu sistem pertanian organik yang didesain dan dikelola sedemikian rupa sehingga mampu menciptakan produktivitas yang berkelanjutan.
Pangan organik merupakan produk pangan segar, setengah jadi, pangan jadi, mulai dari penanganan bahan mentah, proses pengolahan dan distribusinya, masing-masing telah memenuhi kaidah Codex Alimentarius Commission (CAC) dan IFOAM (International Federation of Organic Agriculture Movements). CAC merupakan organisasi yang dibentuk oleh WHO/FAO dan satu-satunya organisasi yang mengatur perdagangan pangan dan standar-standar pangan dunia.
Pangan organik tidak hanya bebas bahan sintetis (pestisida atau pupuk kimia), tetapi juga harus memenuhi persyaratan internasional yang ditentukan, seperti tidak diijinkan menggunakan bibit GMO (Genetically Modified Organisms), serta penggunaan teknologi irradiasi untuk tujuan pengawetan produk. Jadi pangan organik menekankan pada tingkat seminimal mungkin penggunaan input eksternal, termasuk pemanfaatan pupuk dan pestisida sintetis.

KESIMPULAN
            Pola kehidupan masa kini dan 100 tahun mendatang dicirikan dengan adanya fenomena konsumsi makanan siap saji dikalangan masyarakat yang semakin meningkat dengan bertambah majunya zaman serta kemajuan ilmu dan teknologi yang berkembang sangat pesat. Namun gaya hidup mengkonsumsi makanan praktis dan siap saji ini memiliki dampak negatif terhadap konsumen yang dapat dipastikan “kaya”  zat aditif yang merugikan bagi kesehatan manusia yang dapat secara langsung maupun tidak langsung, cepat atau lambat mempengaruhi organ tubuh manusia. Langkah alternatif atau solusinya adalah dengan meningkatkan produksi pangan organik yang tidak hanya bebas dari bahan sintetis (pestisida atau pupuk kimia), tetapi juga harus memenuhi persyaratan internasional yang ditentukan untuk keamanan pangan (food safety), sehingga Indonesia 100 tahun mendatang masih memiliki generasi penerus bangsa yang cerdas dan maju serta dapat mewujudkan cita-cita membangun kebangkitan Indonesia 100 tahun ke depan, kepada kebesaran, keagungan, kemuliaan dan kemegahan Indonesia, Towards the Grandeur of Indonesia 2109..

DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2009. Fenomena Makanan Siap Saji dan Dampaknya terhadap Kesehatan Konsumen. http://www.eurekaindonesia.org/fenomena-makanan-siap-saji-dan-dampaknya-terhadap-kesehatan-konsumen/ [Diakses pada tanggal 11 Juli 2011, pukul 10.51 WIB].
Pramudiarja, Uyung. 2011. Ukuran Tubuh Manusia 100 Tahun Mendatang Bakal Menyusut. http://www.detikhealth.com/read/2011/06/16/092859/1661459/763/ukuran-tubuh-manusia-100-tahun-mendatang-bakal-menyusut?ld991103763 [Diakses pada tanggal 12 Juli 2011, pukul 15.20 WIB].
Prawoto, Agung. 2011. Produk Pangan Organik : Potensi yang Belum Tergara Optimal. http://www.mbrio-food.com/article2.htm [Diakses pada tanggal 12 Juli 2011, pukul 15.40 WIB].
Tarigan, Ikarowina. 2009. Makanan Siap Saji Kikis Kecerdasan. http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2009/08/16/1517/2/Makanan-Cepat-Saji-Kikis-Kecerdasan [Diakses pada tanggal 12 Juli 2011, pukul 15.30 WIB].

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution