Oleh Wahyu Sugiarto
(Mahasiswa Univesitas
Negeri Semarang)
Abad
22, yah abad 22 adalah seratus tahun lagi dari sekarang. Bagaimana wajah Indonesia
di abad 22 terutama dalam
bidang biologi. Dimulai dari bidang teknologi di biologi atau juga sering
disebut juga bioteknologi. Bioteknologi seratus tahun lagi akan sangat maju
karena dapat dilihat pada penemuan-penemuan dalam bidang bioteknologi sebelum
tahun 2011 sudah sangat banyak seperti, dalam aspek bidang pangan ada protein
sel tunggal (PST), tanaman-tanamn transgenik (kedelai), nata yang di modifikasi
menjadi bahan makanan yang menarik.
Dalam bidang kesehatan dan kedokteran
ada kloning, stem sel, transfer
embrio, bayi tabung, euthanasia,
dll. Dalam bidang pertanian,
ada tanaman-tanaman
transgenik yang sudah banyak dari jagung transgenik, kapas transgenik, kedelai,
dan padi transgenik atau sering disebut dengan
Golden Rice .
Pada
abad 22 bidang bioteknologi pastilah memunculkan
produk-produk bioteknologi yang berguna bagi kehidupan manusia baik dalam
bidang pangan, kesehatan maupun
dalam bidang pertanian. Akan banyak sekali tanaman-tanaman transgenik baru
hasil dari rekayasa genetika. Tanaman-tanaman yang langka di dunia ini dapat
diperbayak dengan adanya rekayasa genetika sehingga tanaman langka tersebut
terhindar dari kepunahan. Seperti
tanaman Ravlesia arnnoldi yang sudah hampir punah dan tanaman-tanaman obat
langka. Bagian tanaman ravlesia seperti akar, dapat dikultur menjadi suatu
tanaman utuh dengan teknik rekayasa genetika. Melalui teknik rekayasa tersebut,
tanaman ravlesia arnoldi dapat diperbanyak dalam jumlah banyak dan relatif
singkat. Serta tanaman kedelai transgenik yang sudah ada sekarang ukuran
bijinya menjadi lebih besar dan lebih cepat untuk berbuah dibandingkan dengan
kedelai konvensional. Dilihat dari hasil tanaman-tanaman
transgenik yang ada saat ini seperti
yang disebutkan, tidak menutup kemungkinan pada abad 22 akan
ada tanaman transgenik yang buahnya dapat memenuhi semua kebutuhan hidup
manusia seperti kaya akan serat, protein, karbohidrat dan vitamin yang ada dalam
satu buah. Akan
ada tanaman pokok transgenik seperti padi dan gandum yang masa panennya lebih
cepat tetapi hasilnya dapat lebih maksimal
dan mempunyai kandungan gizi yang lebih lengkap dari pada tanamn pokok yang ada
sekarang. Selain itu,
akan ada tanam-tanaman yang tahan terhadap penyakit seperti tahan jamur, serangga, ulat dan lain
sebagainya. Petani di Indonesia sangat diuntungkan dengan adanya
tanaman-tanaman tersebut dan dapat membantu perekonomian para petani. Kultur jaringan
juga dapat dilakukan untuk
semua jaringan karena berdasarkan teori totipotensi sel (Total genetik potensial) bahwa setiap sel memiliki potensi genetik
seperti zigot yaitu mampu memberbanyak diri dan berdifernsiasi menjadi tanaman
lengkap. Kultur jaringan ini dapat diaplikasikan dalam pemuliaan tanaman dengan
keunggulan sifat yang dikulltur akan identik dengan induknya, dapat diperbanyak
dalam jumlah besar, dan dalam waktu singkat dapat menghasilkan bibit dalam
jumlah banyak.
Pada
bidang peternakan, 100 tahun ke
depan hewan hasil kloning akan melimpah seiring dengan
kemajuan teknologi dan kepintaran manusia. Kloning di dunia ini yang fenomenal
adalah kloning domba Dolly. Kloning tersebut salah satu kloning yang berhasil dari
beribu-ribu percobaan.
Dari tahun ke tahun para peneliti pasti akan mencoba
mengkloning hewan-hewan
yang mempunyai nilai ekinomis tinggi, untuk menghasilkan hewan sebagai bibit
unggul. Kepintaran manusia yang dianugrahi oleh tuhan itu semua bukan hal yang
mustahil. Pada abad 22 pasti akan banyak hewan-hewan hasil kloning yang
menguntungkan bagi manusia. Hewan yang dikloning untuk menghasikan spesies ataupun
subspesies baru dari hasil kloning pastilah hewan yang menguntungkan dan
hewan-hewan yang akan mengalami kepunahan juga dapat dikloning untuk mencegah
kepunahan hewan tersebut. Selain itu teknologi bidang reproduksi ternak seperti
inseminasi buatan, fertilisasi in vitro dan transfer embrio akan banyak
berkembang yang dapat menghasilkan hewan ternak yang unggul baik dari kualitas
daging, susu dan juga lebih kebal terhadap penyakit. Pada bidang teknologi
pakan ternak dapat dilakukan melalui proses
silase untuk meningkatkan nilai gizi pakan ternak selain untuk mengawetkan
hijauan pakan ternak sehingga ternak-ternak di Indonesia nantinya dapat lebih
berkualitas dengan adanya hijauan
dan konsentrat dari hasil silase (enzim) kultur jaringan.
Bidang
kesehatan kedokteran. Dalam bidang kesehatan dan kedoteran pada abad 22 akan
mampu menyelesaikan infertilitas, pembuatan antibiotika, antibodi serta bebrapa produk
kimia yang lain yang sering digunakan dalam bidang kedokteran antara lain
hormon insulin untuk para penderita diabetes, interferon dan faktor pembeku
darah (faktor VIII dan IX) yang sangat membantu untuk penderita Hemovilia atau
darah yang sukar untuk membeku. Di abad 22 pada bidang kesehatan dan kedokteran
mungkin sudah menemukan vaksin untuk penyakit-penyakit yang pada saat sekarang
sulit untuk disembuhkan antara lain HIV, Flu burung (H5N1) dan lain sebagainya.
Pada
bidang lingkungan, abad 22 pengendalian pencemaran lingkungan atau pengelolaan
sampah dapat dilakukan dengan penerapan bioteknologi, yaitu pengolahan limbah
dengan melibatkan organisme untuk pemulihan lingkungan. Limbah tersebut seperti logam berat yang seratus tahun lagi
akan semkain banyak dengan adanya pabrik-pabrik kimia yang semakin bayak pula. Limbah (logam berat)
yang bersifat racun dan karsinogenik oleh bakteri (Pseudomonas sp dan
Escherchia sp) dapat didegradasi/diabsorbsi/dipindahkan sehingga lingkunag
tersebut tidak berbahaya dan aman bagi manusia.
Teknologi
enzim.
Bioteknologi
enzim di negara maju telah berkembang pesat, namun bagaimana prospek bioteknologi
enzim di Indonesia? Indonesia mempunyai potensi dan prospek yang baik untuk
mengembangkan bioteknologi enzim, mengapa demikian? Karena indonesia kaya
sumber alam yang menghasilkan subtrat murah dan bioteknologi enzim akan dapat
membantu mengatasi permasalahan atau memberikan kontribusi yang dihadapi
masyarakat, misalnya kekurangn gizi, penyakit menular, krisis energi dan
lingkungan hidup.
Aplikasi
enzim dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak diantaranya untuk pengembang
roti, bahan pembuat pasta gigi, bahan aditif dalam ditergen, sebagai pemutih
dalam kertas, untuk produksi energi alternatif bioetanol serta pemanfaatan
dalam bidang kesehatan. Dengan potensi alam yang dimiliki Indonesia saat ini,
boteknologi enzim pada abad 22 akan sangat berkembang dan mampu membantu
manusia dalam kehidupan seperti diuraikan di atas.
Sumber
alam Indonesia yang menghasilkan
subtrat murah, adanya teknologi
pada abad 22 yang semakin maju serta
kepintaran manusia Indonesia
menjadi faktor-faktor bioteknologi enzim
untuk mengatasi permasalahn yang dihadapi manusia Indonesia saat ini, semoga.
0 komentar:
Posting Komentar